PIUTANG USAHA DALAM AKUNTANSI - Be A Wise Writer

Post Top Ad

PIUTANG USAHA DALAM AKUNTANSI

PIUTANG USAHA DALAM AKUNTANSI

Share This


Secara umum piutang adalah hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Harngren dan Harison (1997:42) mengemukakan: “Piutang adalah Suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang”.
Dari pengertian tersebut, piutang mengandung makna, tagihan yang akan timbul atas penyerahan barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan yang akan dilunasi dengan uang di masa yang datang.
Menurut Zaki Baridwan (1992:124) pengertian piutang sebagai akibat dari usaha normal perusahaan tersebut piutang dagang atau dengan kata lain bahwa piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
Piutang dagang (piutang usaha) menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar.
Yang termasuk kedalam piutang ini hanya tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang, oleh karena itu pengiriman barang untuk dititipkan tidak dicatat sebagai piutang sampai saat dimana barang-barang tadi sudah dijual. Sedangkan piutang yang timbul dari penjualan angsuran, akan dipisahkan menjadi aktiva lancar dan tidak lancar, tergantung pada jangka waktu angsurang tersebut. Apabila lebih dari satu tahun maka tidak dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar, tetapi masuk kelompok aktiva lain-lain.
Piutang yang timbul bukan dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tidak termasuk dalam kelompok piutang dagang tetapi dikelompokkan tersendiri dengan judul piutang bukan dagang (bukan usaha). Piutang bukan dagang akan dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar apabila akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau dalam siklus usaha yang normal. Apabila pelunasannya lebih dari satu tahun atau melebihi siklus usaha yang normal akan dikelompokkan dalam aktiva lain-lain.
2.2              Jenis Piutang Usaha
     Walaupun terdapat begitu banyak macam piutang yang mungkin dimiliki suatu perusahaan, tetapi berdasarkan jenis dan asal piutang, maka piutang di dalam perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu :
1.      Piutang Usaha
Piutang usaha yang disebut juga piutang dagang (trade receivables) adalah piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang akan dihasilkan perusahaan yang harus di tagih dari pelanggan. Dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha biasanya akan dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun, oleh karena itu piutang usaha di kelompokan ke dalam kelompok aktiva lancar. Dalam penyusunan neraca di laporkan sebagai “harta lancar” atau “current asset” dengan nama rekening “piutang dagang”.
Misalnya, PT. Komputer Acer, sebuah perusahaan distributor computer yang berlokasi di Jakarta, menjual produknya senilai Rp 175.000.000. kepada Toko Duta Niaga, Bandung. Pihak pembeli baru membayar sebesar Rp 50.000.000. pada saat terjadinya transaksi tersebut dan sisanya akan dilunasi pada bulan berikutnya. Atas transaksi ini jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut :
Kas
Rp        50.000.000

Piutang Usaha
Rp       125.000.000

Penjualan

Rp         175.000.000





2.      Piutang Bukan Usaha
Adalah piutang yang timbul bukan sebagai akibat penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Termasuk dalam kelompok yang dibawah ini, yaitu:
a.   Persekot dalam kontrak pembelian.
b.   Klaim terhadap perusahaan pengangkutan barang-barang rusak atau hilang.
c.    Klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian yang dipertanggungkan.
d.   Klaim terhadap pegawai perusahaan.
e.   Klaim terhadap restitusi pajak.
f.    Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang.
g.   Uang muka pada anak perusahaan
h.   Uang muka pada pegawai perusahaan
i.     Piutang deviden
j.     Piutang pesanan pembelian saham.
k.    Piutang biaya, misalnya :
1.    Asuransi dibayar dimuka
2.    Gaji di bayar di muka
3.    Sewa di bayar dimuka
4.    Iklan di bayar di muka
l.     Piutang penghasilan, misalnya :
1.    Piutang jasa ( service, bengkel, saham, dll)
2.    Piutang sewa
3.    Piutang bunga
m.  Piutang lain – lain, misalnya :
1.    Piutang perusahaan kepada karyawan
2.    Kelebihan membayar pajak
3.    Piutang perusahaan kepada cabang – cabang perusahaan
Dari contoh PT. Komputer Acer, perusahaan tersebut selama bulan April 2006 memberikan pinjaman kepada karyawan sebesar Rp 12.000.000 dan membayar sebesar Rp 15.000.000 kepada Pt Transportindo, sebuah perusahaan angkutan arang, uang pesanan jasa angkutan barang ke Bali untuk bulan juli 2006. Untuk transaksi ini jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
Piutang Karyawan
12.000.000

Piutang Jasa Angkutan
15.000.000

            Kas

27.000.000

2.3              Pengakuan Piutang Dagang
Timbulnya piutang dan akuntansinya Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan baran/jasa yang dijual.
Contoh :
1.      Penjualan barang/jasa
Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, misalkan perusahaan pada tanggal 5 Januari 2006 telah menjual jasa sebesar Rp 5.000.000,00. Karena perusahaan sudah menyerahkan jasa, maka perusahaan dapat mengakui piutang dan pendapatan jasa dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Tgl
Akun
Debet
Kredit
5 Januari
Piutang Usaha
Rp 5.000.000


Pendapatan Usaha

Rp 5.000.000

2.      Pemberian Pinjaman
Piutang juga dapat timbul karena perusahaan memberi pinjaman uang pada perusahaan lain.
Misalnya pada tanggal 15 Januari 2006 PT Angkasa Pura II telah memberi pinjaman kepada pegawai sebesar Rp 500.000,00 maka jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
Tgl
Keterangan
Debet
Kredit
2006 Jan
Piutang Pegawai
Rp 500.000


     Kas

Rp 500.00

Akuntansi untuk pengakuan piutang dagang berkaitan dengan penjualan kredit barang dagangan atau penyelesaian pekerjaan untuk perusahaan jasa. Terjadinya piutang usaha dikarenakan adanya transaksi penjualan barang dagangan.
Contoh jurnal-jurnal yang terkait dengan pengakuan piutang dagang adalah sebagai berikut :
                                                                                                                                                    

Tgl
Keterangan
Debet
Kredit

Saat terjadi penjualan secara kredit :



Piutang Dagang
XXX


     Penjualan

XXX

Saat Barang Dagang dikembalikan :



Rektur Penjualan
XXX


      Piutang Usaha

XXX

Saat penagihan kas dalam periode diskon:



Kas
XXX


Potongan Penjualan
XXX


     Piutang Usaha

XXX

Contoh soal 1:      
Misalnya pada tanggal:
·         1 Januari 1999 PT. VIVAS menjual barang kepada PT. SAVIO seharga Rp.1,000,000.00 dengan termin  2/10,n/30.
·         5 Januari barang senilai Rp. 100,000.00 dikembalikan oleh PT. SAVIO kepada PT. VIVAS.
·         11 Januari PT. VIVAS menerima pembayaran dari PT. SAVIO sebesar saldo tagihannya. 
Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan PT. VIVAS adalah sebagai berikut :
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
1
Piutang Dagang
Rp. 1,000,000.00

(Penjualan kredit kepada PT. SAVIO)
        Penjualan

Rp. 1,000,000.00
5
Retur dan Potongan Penjualan
Rp. 100,000.00

(Pengembalian barang dari  PT. SAVIO)
       Piutang Dagang

Rp. 100,000.00
11
Kas
Rp.  882,000.00


Potongan tunai penjualan
Rp.    18,000.00


      Piutang Dagang

Rp. 900,000.00  

Contoh soal 2 :
 10/02/2010     Dijual barang dagangan secara kredit kepada toko aman Rp. 1.000.000
*Jurnalnya:           
Tanggal
Keterangan
debit
Kredit
10 Februari
Piutang Dagang
Rp. 1.000.000


     Penjualan

Rp. 1.000.000
                                                                                                                                                           
14/02/2010     Dikembalikan barang yang telah dijual senilai Rp. 1.500.000 dari toko Makmur
*Jurnalnya:          
Keterangan
Debit
Kredit
Retur Penjualan
Rp.  1.500.000

     Piutang Dagang

Rp.  1.500.000

2.4              Penilaian untuk piutang tidak tertagih
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia : “piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (netto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima”. Kerugian Piutang Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena menarik bagi calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat di sisi lain penjualan kredit sering juga mendatangkan kerugian ketika debitur tidak mampu atau tidak mau membayar kewajibannya. Karena itu berkaitan dengan pengelolaan piutang. Perusahaan harus membuat suatu cadangan piutang tidak tertagih yang merupakan taksiran jumlah piutang yang tidak akan dapat tertagih dalam periode tersebut.
Biasanya cadangan kerugian piutang di buat pada awal periode akuntansi, dan cadangan kerugian piutang merupakan suatu taksiran besarnya piutang yang tidak dapat di tagih pada suatu periode akuntansi. Setelah periode tersebut berjalan, sering kali terdapat sejumlah piutang yang benar – benar tidak dapat di tagih karena berbagai alasan. Piutang yang jelas – jelas tidak dapat di tagih karena debiturnya lari, meninggal, bangkrut, atau sebab lainnya harus di hapuskan dari saldo piutang. Penghapusan piutang ini merupakan kerugian karena pencatatannya tidak dibebankan ke akun kerugian piutang tetapi ke akun cadangan kerugian piutang.

1.      Metode penyisihan/cadangan/metode tidak langsung
Adalah metode yang digunakan oleh suatu perusahaan yang menyisihkan piutang dagangnya sebagai cadangan piutang ragu-ragu atau cadangan piutang tak tertagih (allowance for bad debts/provisions for doubtful accounts). jurnal untuk mencatat penghapusan dengan menggunakan metode ini adalah  sebagai berikut :
Keterangan
Debet
Kredit
Saat menyisihkan piutang dagangannya sebagai piutang ragu-ragu:


Beban piutang tak tertagih
XXX

     Penyisihan piutang ragu-ragu

XXX
Saat penghapusan piutang dagang:


Penyisihan piutang ragu-ragu
XXX

     Piutang Dagang

XXX

Perkiraan “Penyisihan Piutang Ragu-ragu” atau “Cadangan Piutang Ragu-ragu” atau “Penyisihan Piutang Tak Tertagih” atau “Cadangan Piutang Tak Tertagih” adalah perkiraan Neraca, sehingga penyajian perkiraan ini ada didalam neraca pada aktiva kelompok Aktiva Lancar dibawah perkiraan “Piutang Dagang”. Sedangkan perkiraan “Beban Piutang Ragu-ragu” atau “Beban Piutang Tak Tertagih” adalah perkiraan Laba Rugi sehingga penyajiannya di dalam laporan Laba Rugi.
Metode Cadangan /penyisihan. Dalam metode ini hal penting yang perlu diperhatikan adalah:
a.    Kerugian piutang tak dapat tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan (matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan.
b.    Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, dicatat dengan mendebet Rekening Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Cadangan Kerugian Piutang.
c.    Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet Rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Piutang Dagang pada saat dihapus dari pembukuan.

Misalnya terjadi penghapusan piutang seorang debitur sebesar Rp. 100.000,00 maka jurnalnya sebagai berikut:
Cadangan kerugian piutang
Rp. 100.000,00

                    Piutang

Rp. 100.000,00
                                                           
Kadang – kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah dihapuskan akan dikreditkan ke rekening cadangan piutang sebagai berikut:
Kas
Rp. xxx

      Cadangan kerugian piutang

Rp. xxx
                                                         
Contoh penerapan metode cadangan :
·           PT. GALILEO pada tahun 2000 melakukan penjualan kredit sebesar Rp. 20,000,000.00
·           Piutang yang belum dapat ditagih sampai dengan 31 Desember sebesar Rp. 2,000,000.00
·           Manajer kredit mengestimasikan bahwa piutang yang belum tertagih tersebut, diantaranya sebesar Rp.100,000.00 tidak mungkin dapat tertagih.
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang adalah :
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
Desember  31 
Kerugian Piutang
Rp. 100,000.00


     Cadangan Kerugian Piutang
(untuk mencatat taksiran kerugian piutang)

Rp. 100,000.00

Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai biaya operasional. Rekening Cadangan Kerugian Piutang adalah suatu rekening kontra (lawan) aktiva yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap konsumen yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih di masa yang akan datang.
Rekening ini pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancar sebagai pengurang terhadap rekening piutang dagang .
       Piutang Dagang ……………                               Rp. 2,000,000.00
                   Kurangi : Cadangan Kerugian Piutang     Rp   (100,000.00)
                                                                                      Rp  1,900,000.00  
                                                                                                                           
                                        
Jumlah Rp. 1,900,000.00 menggambarkan taksiran nilai kas bersih yang bisa direalisasi dari piutang dagang (nilai tunai piutang dagang) yang dilaporkan pada tanggal neraca.
Contoh soal :
·         Bagian Penagihan PT. Galileo pada tanggal 1 Mei 2000 memberikan persetujuan bahwa piutang pada PT. Zodiak sebesar Rp. 50,000.00 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya. 
Jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tersebut adalah sebagai berikut :
Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
1 Mei
Cadangan Kerugian Piutang
Rp. 50,000.00


               Piutang Dagang

Rp. 50,000.00
Penghapusan piutang kepada PT.  Zodiak.
Setelah jurnal di atas dibukukan dalam buku besar maka rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
Piutang Dagang
1/1/2000  Saldo   Rp. 2,000,000.00                     1/5/2000                     Rp.    50,000.00

Cadangan Kerugian Piutang
1/5/2000                           Rp.      50,000.00                    1/1/2000  Rp.   100,000.00         
Penghapusan piutang akan mengurangi rekening piutang dagang maupun rekening cadangan kerugian piutang, tetapi nilai tunai yang dapat direalisasikan dari piutang tetap seperti sebagai berikut :
                                          Sebelum Penghapusan           Setelah            Penghapusan
Piutang Dagang                           Rp. 2,000,000.00                        Rp. 1,950,000.00
Cadangan Kerugian Piutang        Rp.    100,000.00 -                     Rp.      50,000.00 -
Nilai tunai piutang                        Rp. 1,900,000.00                      Rp. 1,900,000.00
2.   Metode penghapusan langsung
Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan – perusahaan kecil atau perusahaan – perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang secara tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutanng yang dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih.
Metode penghapusan langsung adalah metode penghapusan piutang yang langsung dihapus dari saldo piutang perusahaan jika piutang tersebut telah benar-benar tidak dapat ditagih setalah dilakukan upaya-upaya penagihan. Alasan tidak dapat ditagih adalah pelanggan perusahaan telah bangkrut dan pelanggan perusahaan tidak dapat diketemukan lagi alamatnya.
Berikut cara menjurnalnya :
Keterangan
Debit
Kredit
Saat perkiraan piutang tidak dapat ditagih :


Beban Piutang tidak tertagih
XXX

Piutang dagang

XXX
Saat piutang dapat ditagih kembali:


Piutang dagang
XXX

         Beban piutang tak tertagih

XXX

Saat piutang dapat ditagih kembali adalah pelanggan perusahaan yang sudah tidak diketahui alamatnya atau pelanggan yang sudah dinyatakan pailit oleh pengadilan datang ke perusahaan dan berjanji untuk membayar hutangnya kepada perusahan.
Dalam penerapan metode ini jumlah kerugian tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening Cadangan Kerugian Piutang. Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening Kerugian Piutang dan rekening Piutang Dagang dikredit.
Contoh soal 1: 
·         PT. Revivo mempunyai piutang kepada PT. Dabizas sebesar Rp. 500.000,00
·         Pada tanggal 20 Desember manajer kredit PT. Revivo memutuskan untuk menghapus piutang kepada PT. Dabizas karena sudah tidak mungkin ditagih. Jika PT. Revivo menggunakan metode penghapusan langsung, maka pada tanggal tersebut dibuat jurnal sebagai berikut :
Keterangan
Debit
Kredit
Kerugian Piutang
Rp.  500,000.00

      Piutang Dagang

Rp. 500,000.00
             (Penghapusan Piutang pada  PT. Dabizas)
Bila ditinjau dari konsep penandingan (matching concept) metode ini tidak memberikan gambaran penandingan yang tepat baik dalam laporan rugi laba maupun neraca perusahaan, karena rekening Kerugian Piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang diderita, dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya. Dan pelaporan biaya (kerugian) tidak pada periode yang sama dengan periode penjualannya. Alasan tersebut di atas mendasari bahwa metode penghapusan langsung  tidak diakui dalam pelaporan keuangan.
Contoh soal 2 :
02/02/2010 Telah dipastikan bahwa piutang dagang toko mundur tidak dapat tertagih sebesar Rp. 350.000 karena telah bangkrut.
Keterangan
debet
Kredit
Beban Piutang Tak Tertagih
Rp. 350.000

          Piutang Dagang

Rp. 350.000 

16/02/2010  Toko Jujur yang piutangnya sudah dihapus ternyata datang ke perusahaan dan berjanji untuk membayar sebesar Rp. 3.000.000 pada tanggal 20 Februari.
Pada tanggal 20 Februari 2010 pemilik Toko Jujur datang dan membayar Rp, 3.000.000
Keterangan
Debit
Kredit
Piutang Dagang
Rp. 3.000.000

       Beban Piutang Tak Tertagih

Rp. 3.000.000
Kas
Rp. 3.000.000

    Piutang Dagang

Rp. 3.000.000

2.5  Penyajian Piutang dalam Neraca
Penyajian piutang dalam neraca harus tetap menyajikan jumlah bruto piutang karena piutang yang tak dapat direalisasikan hanya berdasarkan taksiran. (Prinsip Akuntansi Indonesia 3.1 Pasal 9). Harus dipisahkan secara jelas antara piutang dagang, piutang karyawan dan piutang lainya. Apabila suatu perusahaan mempunyai hubungan jual beli dengan suatu pihak, sehingga terdapat piutang dagang dan juga utang dagang atau utang lainnya, penyajian dalam neraca tidak boleh dokompensasi akan tetapi harus dinyatakan secara terpisah. Semua piutang ditebalkan sebagai penekanan.

Contoh :
EXAMPLE COMPANY
Aktiva
Tanggal
Aktiva

Aktiva Lancar :



Kas

xxx

Piutang Usaha
xxx


Dikurangi penyisihan piutang tak tertagih
(xxx)
xxx

Wesel tagih, jangka pendek

xxx

Persediaan

xxx

Beban di bayar dimuka

xxx

Total

xxx

Investasi dan piutang jangka panjang



Investasi

xxx

Wesel tagih, jangka panjang

xxx

Piutang lainnya

xxx

Total

xxx

Aktiva tetap



Property, pabrik, dan peralatan

xxx

Total aktiva

xxx

DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki; Intermediate Accounting; Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM; BPFE,       
       Yogyakarta, 2004.
Hartanto D; Akuntansi Untuk Usahawan; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
       Indonesia;Jakarta,1982.
Rudianto: Pengantar Akuntansi; Erlangga;Jakarta,2009.
Siagian,Salim; Akuntansi Lanjutan – Edisi Satu; Lembaga Penerbitan Fakultas Ekoonomi
       UI,Jakarta;1984.



1 comment:

  1. Terimakasih sharingnya, sangat bermanfaat
    Berikut artikel mengenai cadangan piutang, mungkin bisa menjadi tambahan referensi untuk pembahasan piutang

    https://www.krishandsoftware.com/blog/1134/pengertian-cadangan-piutang/

    ReplyDelete

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages