16 september 2013 sungguh menjadi hari yang sangat tidak diharapkan oleh pengikut Majelis Rasulullah pada khusunya dan Ummat Islam pada umumnya. AL-Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawwa wafat. Beliau adalah pimpinan Majelis Rasulullah yang berbasis di masjid Al-Munawwar kalibata jakarta selatan.
Tidak sengaja air mata ini menetes ketika mendengar berita tersebut. Terbesit sebuah kalimat di dalam hati “Ya Rabb, mengapa Engkau begitu cepat memanggil beliau?” kami masih mencintainya, memerlukannya untuk membimbing kami mempelajari agama islam ini.
Bagi sebagian anggota majelis Rasulullah yang memang sudah menjadi “crew” wafatnya habibana Munzir tidak begitu mengagetkan, karena hampir satu tahun kebelakang memang habib sering masuk keluar rumah sakit kaarena sakit radang otak yang dideritanya. Apalagi habib pernah bercerita tentang mimpinya bertemu Rasulullah pada tanggal 6 mei 2011yang ditulis di websitenya :
"Aku teringat mimpiku beberapa minggu yg lalu, aku berdiri dg pakaian lusuh bagai kuli yg bekerja sepanjang hari, dihadapanku Rasulullah saw berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda : semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai munzir, aku lebih tak tega lagi, kembalilah padaku, masuklah kedalam kemahku dan istirahatlah.
Ku jenguk dalam kemah mewah itu ada guru mulia, seraya berkata :kalau aku bisa keluar dan masuk kesini kapan saja, tapi engkau wahai munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia.
Maka Rasul saw terus mengajakku masuk, masuklah.. kau sudah kelelahan.., kau tak punya rumah di dunia(memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah) , tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah disini bersamaku.., serumah denganku.., seatap dg ku, makan dan mium bersamaku .. masuklah,,,
Lalu aku berkata : lalu bagaimana dg Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasul saw), maka beberapa orang menjawab dibelakangku : wafatmu akan membangkitkan ribuan hati utk meneruskan cita citamu,..!!, masuklah,,,!
Lalu malaikat Izrail as menggenggamku dari belakang, ia memegang dua pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata : mari kuantar kau masuk.. mari
Maka kutepis tangannnya, dan aku berkata, saya masih mau membantu guru mulia saya, maka Rasul saw memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku..
Aku terbangun
Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak bertentuk kecuali hanya cahaya, ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as..
Kukatakan padanya : belum belum.. aku masih ingin bakti pada guru muliaku.. pergilah dulu, maka ia pun menghilang raib begitu saja.
Tahun 1993 aku bermimpi berlutut dikaki Rasul saw, menangis rindu tak kuat untuk ingin jumpa, maka Sang Nabi saw menepu pundakku tenang dan sabarlah..sebelum usiamu mencapaii 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku
Usia saya kini 37 tahuh pada 23 feb 73, dan usia saya 38 tahun pada 19 muharram ini. Peradangan otak ini adalah penyakit terakhirku, aku senang wafat dg penyakit ini, karena Rasul saw beberapa bulan sebelum wafatnya terus nebgeluhkan sakit kepala..
Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majelis Rasulullah saw kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku.. ampuni kesalahanku.., kita akab jumpa kelak dg perjumpaan yg abadi..Amiin..
Begitulah cerita beliau, walaupun beliau yakin umurnya hanya sebentar lagi, tetapi tak ada rasa lelah untuk menyebarkan agama islam, beliau tetap hadir dalam majelis majelis. Tak hanya di majelis, di dunia maya pun habib sering beristeraksi kepada para pengikutnya. Selalu mengingatkan agar kita tidak jauh dari jalan Allah.
Tetapi kini dan seterusnya, kita akan rindu kepada ceramah beliau, suara beliau, wajah beliau, karena kini kita tak bisa melihatnya lagi. Ya Raab, kau angkat lagi ilmu dari dunia, dengan Kau panggilnya Habib Munzir, sebagai pertanda akhir zaman. Ya Raab jadikanlah kuburnya menjadi roudlah min riyadhil jannah, tempatkan beliau di tempat yang beliau inginkan. #amiiin
No comments:
Post a Comment