banyak yang tanya kenapa gue selalu bahas tentang Rahman Rahim dari tujuan Agama yang kita jalankan sekarang. sebelum masuk lebih jauh tentang Rahman Rahim di artikel berikutnya sebaiknya gue harus menjelaskan dari mana dan bagaimana gue mendapatkan "Permata" ini. Ilmu yang bisa dibilang jarang, sangat jarang yang mengajarkan ini. karena kita masih selalu ribut dalam pelaksanaan ibadah, bukan buahnya dari ibadah itu sendiri.
kalo boleh dibilang gue bisa dapet Rahman Rahim ini berawal dari kegalauan yang sangat #MulaiDah. kegagalan di satu tempat, dihinakan di tempat lain, dipandang sebelah mata oleh banyak orang. dari situlah mulai hadir kegelisahan, ada dalam benak hati, sampe segininya Allah nguji ya, sebenarnya Allah maunya apa? semua udah dilakuin, tapi ga sesuai dengan harapan. Kenapa?
dari awal pertanyaan itulah yang buat ada SMS yang nyuruh maen ke pondok, gue dateng ke pembimbing pengajian yang juga merupakan pimpinan di salah satu pondok di daerah sawangan kota depok jawa barat. sampe sana cuma dapet perkataan yang simpel "Kenapa? Ragu sama Allah? " dan seketika hati ini diem ga bisa apa apa. kita bongkar ya Rahman Rahim sampe ke sumsum nya katanya.
di mulailah dengan "Min Nafsin Wahidah" (beasal dari yang satu). ada 3 ikatan manusia yang terjadi di dunia ini. yang pertama adalah ikatan se-keluarga, yang kedua adalah ikatan se-Agama, dan yang terakhir adalah ikatan se-Ushul (sumber). ikatan manusia yang paling tinggi adalah se ushul, diamana kita meyakini di dunia ini adalah ciptaan Allah. yap, Ruh yang diberikan kepada setiap mahkluk adalah dari Allah, "wanafahtu Fihi min Ruhihi" kutiupkan kedalamnya ruh. dan artinya kita mempuyai ikatan yang sama.
kemudian dibahas lah lagi tentang "ana Inna Dzonni Abdiby" sesungguhnya Aku Allah sebagaimana prasangka hambaku terhadapku. kemudian dibahas lagi tentang "Adduniya Laibun Wa Lahbu" dunia itu tempat bermain dan bersenda gurau. kemudian di angkat lagi tentang "Innallaha Toyyibun, La yaqbalu Illa Toyyiban" (Allah itu Suci dan tidak menerima kecuali yang suci juga). kemudian dibahas lagi tentang "Ana Akrob Min Hablil Warid" Sesungguhnya Aku (Allah) lebih dekat daripada urat nadi. semua di jelaskan terperinci, jelas dan terang.
dan yang paling akhir di jelaskan adalah tentang "Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rojiun", semua kepunyaan Allah dan akan kembali ke pada Nya. ketika semuanya punya Allah, ga akan kita merasa kehilangan, ga akan kita merasa memiliki, karena emang semuanya punya Allah, kita cuma di titipin bahasanya gitu.
dan setelah pembahasan ini baru bisa ngerasain apa itu arti kenyamanan, rasa yang di pengenin semua manusia, rasa yang ga bisa di bandingin sama apapun. kemudian ada pertanyaan? kenapa harus seperti ini dulu? jawaban yang sedikit nyeleneh " kalo Allah ga nguji dengan menghilangkan apa yang kamu paling sayang, ga akan kamu dateng kesini kan? kalo Allah ga nguji dengan di ambilnya apa yang paling kita sayang dari kita ga akan bisa kita bongkar Rahman Rahim sampe sejauh ini. ini tandanya Allah masih sayang, Allah itu maha cemburu, ada yang lain selain Dia di hati, langsung ada dinding kita sama Dia"
gue kira itu cerita yang gue bisa bagi ke kalian, bermula dari berbagai ujian, mulai dari malu, harga diri, kegagalan, di remehkan orang, semua ternyata ujungnya dibawa paham untuk kenal siapa Tuhan kita. "Awwaludin Makrifatubillah" Awal Agama itu kenal Tuhannya".
see you genks.
:)
ReplyDelete