Demokrasi Yang Kebablasan? - Be A Wise Writer

Post Top Ad

Demokrasi Yang Kebablasan?

Demokrasi Yang Kebablasan?

Share This

oke kali ini gue bahasa salah satu tugas kuliah yang banyak berhubungan dengan Politik karena mata kuliahya "Pengantar Politik" (yaiyalah). mata kuliah ini di ajarkan ketika semester 5, itu di tahun 2013kalo ga salah. refleksi politik ini dibuat setip habis pembahasan harus dengan menggunakan bahasa dan pemahaman sendiri. sekiranya ada yang ga nyambung, itu dikarenakan gue kurang tertarik sama politik. judulnya adalah "Demokrasi Yang Kebablasan?"
ayo kita cek genks. 

Berbicara tentang demokrasi, yang ada dalam benak kita adalah suatu kebebasan untuk menyampaikan aspirasi yang kita miliki. Tapi dalam pengertiannya demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Jelas dalam pengertian ini bahwa apapun yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat semata. Negara ini boleh bangga karena faktanya, kini Indonesia disebut-sebut sebagai negara demokratis ketiga di dunia karena dua kali berhasil menyelenggarakan pemilihan umum langsung. 

Kebebasan pers, sebagai salah satu indikator keberhasilan demokrasi, berlangsung mulus tanpa dibayang-bayangi ketakutan sebagaimana terjadi di masa silam. Kelompok oposisi bisa berteriak lantang tanpa perlu takut terhadap ancaman dari penguasa. Tapi sadarkah kita bahwa demokrasi kita sudah kelewatan atau yang lebih enak disebut kelewatan. 

sangat disayangkan prestasi-prestasi tersebut masih dinodai oleh rentetan aksi-aksi kekerasan dan premanisme dengan berbagai motif. Ruang kebebasan dimanfaatkan secara salah dan berlebihan, dan mengabaikan hak kebebasan kelompok lainnya. Ironisnya, rentetan kekerasan kerap digerakkan oleh kelompok-kelompok intelektual. kondisi tidak tertib yang dilakukan sekelompok masyarakat adalah noda bagi demokrasi. Anarkisme yang di masa lalu dilakukan negara, kini justru dilakukan masyarakat. 

Belum lama ini ketika ada kebijakan pemerintah unutk kenaikan harga BBM terjadi gejolak dimana-mana. Mahsiswa dan orang yang menolak turun ke jalan untuk menunjukkan penolakannya terhada kebijakan tersebut. Hal yang wajar dalam demokrasi untuk menujukkan aspirasi yang kita punyai di depan umum, tapi ingat ada hal lain yang juga harus diperhatikan adalah akibat dari gejolak ini dimana menimbulkan keresahan sosial di masyarakat. Penolakan oleh sebagian kelompok masyarakat dilakukan dengan cara-cara di luar akal sehat dan diwarnai aksi perusakan serta mengganggu ketertiban umum. Mereka melakoni demokrasi secara berlebihan dan salah kaprah. Mulai dari perusakan tenpat umum dan perobohan pagar gedung MPR dan DPR. Bukannya itu kelawat batas? Akan lebih bijak lagi jika para pendemo memakai cara yang bijaksana dalam menunjukkan aspirasinya. 

Dalam demokrasi pun memiliki norma atau aturan yang digunakan bukan semena-mena dalam menjalankannya. Secara logika harus dipahami tidak ada hak kebebasan yang tak terbatas. Tidak ada pihak manapun di dunia yang memiliki hak memaksa agar kehendaknya terlaksana. Batasan kemauan sebuah kelompok ada pada kelompok lainnya. Dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa ekspresi kebebasan yang mengatasnamakan demokrasi dan dilakukan dengan cara-cara yang anarkis, sesungguhnya mengganggu hak kelompok yang lainnya.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages