apa kabar genks? semoga dalam lindungan Nya kita semua. #aminn. kali ini gue tertarik buat membahas tentang pendidikan, terutama yang sedang ramai di bicarakan. baik itu di dunia pendidikan atau di keluarga. yap, Full Day School. semoga pro kontra yang terjadi di masyarakat tidak membawa kita pada kekotoran hati yang kita punya. tetap tenang, nyaman dan berjalan sebagaimana mestinya. apa sih itu full day school? dan bagaimana menyikapinya?
berbicara full day school, secara simpelnya sih dalam bahasan ini aadalah masuk sekolah mulai jam 07:00 hingga 16:00. dimana hari sabtu dijadikan hari libur untuk sekolah. karena masih banyak sekolah yang masuk hari sabtu hingga saat ini. mau tidak mau ini adalah efek domino dari penerapan kurikulum 2013. dari penerapan kurikulum inilah yang mewajibkan guru harus mengajar minimal 40 jam per minggu. kemudian dari situlah muncul tentang sertifikasi guru dan adanya Pendidikan Dan Latihan Profesionalisme Guru #CieeSkripsiGue (bisa di cek di link ini genks). ini adalah efek yang dituimbulkan dari penerapan kurikulum 2013 tadi.
tapi disisi lain ada yang berkeberatan dengan adanya full day school ini. dikarenakan ada waktu di gunakan untuk mempelajari ilmu agama. kebanyakan di sekolah Mts/MA. selain pelajaran agama islam, mereka juga mendapatkan pelajaran seperti, Qur'an Hadist, Fiqih, dan semacamnya. kalo boleh cerita saat pondok dulu, sekolah gue tetap SMA, tapi hanya sampai jam setengah 1. setelah itu, mulai dari jam 2 hingga jam 5 adalah sekolah tentang agama. jadi ada pemisahan lembaga yang menjalankan. sekolah pagi dibawah dinas pendidikan, sementara sekolah siang dibawah lembaga pondok pesantren yang bersangkutan.
ini yang menjadi banyak menjadi perdebatan dikalangan atas umumnya. karena bukan rahasia lagi ketika sekolah sekolah umum di naungi oleh Kemendikbud, sementara Mts dan MA itu dibawahi oleh kementrian agama. karena dua lembaga ini masing masing yang menangani pendidikan, satu pihak merasa kurang pas dengan diadakannya full day school, dikarenakan di sekolah Mts dan Ma ada mata pelajaran kementrian agama yang diajarkan selain mata pelajaran yang di berikan oleh kementrian pendidikan. di sisi lain alasan yang ingin adanya FDS ini antara lain, agar murid bisa ada disekolah secara penuh, sehingga terjaga dari lingkungan yang tidak mendukung yang ada di luar. sama sama bagus kan tujuan keduanya?😊
setiap lembaga mempunyai keunggulan dan kekurangannya masing masing. tergantung dari sisi mana yang kita mau lihat. ibarat angka 6 jika dilihat dari atas akan jadi angka 9. dalam pengertiannya, jangan saling menyalahkan, hanya sudut pandang yang berbeda. terus bagaimana solusinya? berbicara tentang solusi, gue kira bapak bapak kita yang ada di pemerintahan lebih paham mengenai ini. gue mah apa atuh cuma S1 UIN Jakarta doang, IPS lagi, ga akan di denger juga. tapi ketika ini bisa mengotori hati kita, gue rasa kita harus punya solusi. 😝
oke genks, kejadian yang terjadi di sekitar kita seharusnya tidak merubah kebersihan hati kita. ibarat pepatah "apapun yang di denger, di rasa, di lihat, jangan sampai merubah hati yang kita punya". terus bagaimana menyikapi FDS ini? ketika kita nyaman dengan diadakannya FDS ini, ya silahkan saja, masukan anak atau saudara kita yang melaksanakan Full day School ini. tetapi jika kita atau kelurga tidak nyaman, ya jangan di masukin ke sekolah yang melaksanakan full day school. #SimpleKan? :p. ambil aja pilihan yang paling nyaman, ketika kita bener tapi ga nyaman, pasti salah ujungnya. buat yang suka FDS ya jalankan, yang tidak suka FDS ya cari sekolah yang tidak menggunakan sistem FDS. karena seperti awal yang gue bilang, mau FDS atau bukan, mereka punya kelebihan dan kekurangan masing masing.
gue rasa ini aja yang bisa gue bagi. pada prinsip utamanya mau itu FDS atau apapun, semoga hati kita tidak kotor melihat ada pro kontra di masyarakat. biarkan saja, toh sama sama punya tujuan yang mulia dari keduanya. hanya kita yang tinggal memilih. semoga ini bisa bermanfaat bagi kalian, ketika suatu saat mau menentukan sekolah buat saudara atau anak kita nanti.
See You Genks'.
No comments:
Post a Comment