ada tugas tentang pendidikan yaitu disuruh nyari tentang taksonomi pendidikan ralph w taylor dan benjamin s bloom. setelah beberapa hari mencari, akhirnya ketemu juga. mungkin bagi kalian yang juga perlu artikel ini, bisa di download disini:
1. Ralph. W. Taylor mengartikan pendidikan melalui 4 macam :
· Merumuskan tujuan pendidikan : menurut taylor dalam pendidikan, sekolah harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga tujuan sekolah mempunyai alur yang jelas untuk mencapai suatu tujuan. Menurut taylor tujuan itu harus jelas, spesifik, yang dimaksud jelas dan spesifik adalah sebuah tujuan harus bisa diukur dan bisa di capai. Apabila sebuah tujuan tidak bias di ukur akan terjadi perbedaan di pandangan orang.
· Pengalaman belajar : setelah menentukan tujuan, maka selanjutnya adalah tentang cara pembelajaran. Maksud dari taylor yakni sekolah merumuskan kegiatan murid-muridnya selama murid tersebut mengikuti kegiatan si sekolah.
· Organisasi pengalaman belajar : pada tahap ini sekolah menyusun kegiatan siswa yang tadi sudah di tentukan di pengalaman belajar, dimana sekolah harus tepat menempatkan pembelajaran sesuai dengan kelasnya, sehingga kecocokan materi yang akan diajarkan sesuai dengan kemampuan siswa tersebut. Dalam pengorganisasian ini mata peljaran yang akan diberikan harus berurutan ( sequence) dan juga harus berkesinambungan dan saling mendukung ( coherence).
· Evaluasi : ini adalah tahap terkahir yang di berikan oleh taylor, evaluasi berguna untuk melihat apakah tujuan yang di rencakan diawal bisa tercapai atau tidak. Dengan evaluasi ada alat ukur untuk sekolah untuk melihat keberhasilan atau kegagalan sekolah mencapai tujuan.
Benjamin S Bloom memberika pemikirannya di pendidikan adalah harus ada pengelompokan dari tujuan-tujuan yang sudah dibuat, sehingga memudahkan untuk memilih aspek mana yang akan dikembangkan. Blomm juga mengusulkan adanya tingkatan, dan juga bloom tinggi rendahnya pendidikan dilihat dari rumusan pembelajarannya. Bloom membagi pengelompokan tujuan sebagai berikut :
A. Kognitif : perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.1
· Knowledge : dalam hal ini siswa hanya hapal saja, tetapi siswa tidak mengerti apa yang dia hapalkan.
· Comprehension : dalam pengertian ini adalah dimana siswa hafal dan mengerti apa yang dia hafalkan
· Application : disini siswa sudah dapat menggunakan ilmunya yang tadi dia hafal dan dia pahami.
· Analysis : siswa mampu menjelaskan kejadian yang dia alami secara jelas seba akibatnya.
· Synthesis : siswa mampu menjelaskan dan mengetahui suatu kejadian yang dialaminya sehingga siswa tau kenapa kejadian itu terjadi.
· Evaluasi : siswa mampu menjelaskan sebab akibat dan mengeluarkan gagasan, dan siswa dapat menjelaskan manfaat dari gagasan yang dia berikan.
B. Affective : Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.1
· Receiving : siswa bersedia menerima sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya.
· Responding : siswa bukan hanya menerima tetapi memberikan reaksi atas apa yang terjadi dalam kehidupannya.
· Valuing : siswa dapat mengambil nilai- nilai yang ada dalam kejadian di kehidupannya
· Pengorganisasian : siswa dapat menyelesaikan sendiri masalah yang terjadi di kehidupannya.
· Internalizingvalue : siswa dapat memilih mana nilai yang baik sehingga dapat dijadikan karakter dalamdirinya.
C. Psychomotor : (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.1
· Imitasi : siswa dapat meniru apa yang dia pelajari dari sekolah.
· Modifikasi : siswa mulai bisa memodifikasi sesuatu yang diajarkan di sekolah sehingga berbeda dengan contoh yang dilihatnya.
· Mencipta : siswa sudah bisa menciptakan sesuatu yang baru, dan dapat menjelaskan apa yang di ciptakan.
Menurut john dewey definisi pendidikanadalah proses dimana masyarakat mengenal diri. Dengan kata lain pendidikan merupakan proses agar masyarakat menjadi survival untuk menjadi kekal dan abadi2 . adapun teori dari john dewey adalah :
A. Menolak paksaan : menurutnya siswa harus memilih sendiri pendidikan yang akan dia ambil, sehingga tidak ada paksaan dalam melalui pendidikan yang siswa lalui.
B. Student centered : siswa harus menjadi pelaku utama dalam pembelajaran, bukan hanya diam memperhatikan, tetapi siswa harus di ajak komunikasi membahas pelajaran.
C. Kenyataan dalam kehidupan : dalam pembelajaran, pelajaran yang diajarkan harus berhubungan dengan kehidupan yang akan siswa lalui, sehingga siswa dapat memanfaatkan apa yang di ajarkan.
D. Learning by doing : pembelajaran harus di praktekan tidak hanya diam di dalam kelas membahas teori tanpa ada praktek yang dilakukan.
E. Pendidikan proses sosial : menurutnya, pendidikan harus merubah sesorang yang tadinya tidak paham menjadi paham, sehingga siswa dapat menjalani kehidupannya di masyarakat dengan baik.
F. Partisipasi : siswa diajak berpatisipasi dalam pembelajaran, tidak hanya guru yang menjadi patokan. Pembelajaran bisa dilakukan bersama-sama sehingga guru dapat berkurang perannya dalam pengajaran.
Dan kesimpulan dari teori john dewey ini sangat bertentangan dengan Ralph w taylor, karena menurutnya pendidikan yang sudah diatur seperti Ralph w taylor tidak akan effektif dan akan berjalan sangat membosankan.
Menurut teori Paulo freire, pendidikan juga harus merubah keadaan sosial, jangan hanya diam di tempat. Freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi:
A. Kesadaran magis ( konservatif) : masyarakat yang puas pada keadaan yang ada, keadaan harus diterima dan tidak harus diubah lagi. Sehingga menurut teori ini percaya saja pada takdir, karena menurutnya takdir tidak dapat dirubah.
B. Kesadaran naïf ( liberal) : masyarakat yang mendapatkan kejayaan karena hasil dan usaha, begitu pula sebaliknya. Sehingga pada teori ini mereka percaya bahwa keberhasilan seseorang merupakan usahanya sendiri tanpa bantuan dari manapun.
C. Kesadaran kritis : menurut teori ini, keterampilan usaha dan takdir harus berjalan bersama-sama dalam merubah keadaan, tidak bisa berjalan masing-masing.
metode pendidikan tidak bisa dilakukan secara searah, harus dilakukan secara dua arah, di mana guru dan murid harus berada dalam kondisi sejajar agar murid tidak berperan sebagai obyek yang hanya berperan sebagai wadah yang harus diisi oleh ilmu pengetahuan yang hanya berasal dari sang guru.
Tujuan pendidikan menurut UU sisdiknan tahun 2001 adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam UU ini juga pendidikan seharusnya diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak assasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural dan kemajuan bangsa. Pendidikan harus mempunya jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang jelas sehingga dapat dimengerti oleh pelaku pendidikan.
Peserta didik juga berhak mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Bagi peserta didik yang tidak mampu harus mendapatka beasiswa untuk pendidikannya.
Kurikulum yang disusun untuk pendidikan dasar dan menengah wajib memuat mata pelajaran seperti pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani, keterampilan, muatan local. Sementara di pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, kewarganegaraan dan bahasa. Sekolah harus memberikan fasilitas untuk membantu lancarnya kegiatan pembelajaran disekolah. Ini dimaksudkan agar kegiatan sekolah tidak hanyan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mempraktekkan apa yang diajarkan disekolah
Menurut UU guru dan dosen pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tetapi dalam pemerataan pendidikan, UU guru dan dosen menjelaskan bahwa guru dan dosen yang ada di daerah terpencil mendapatkan promosi jabatan lebih cepat. Hali ini untuk memacu para guru yang berada di daerah agar tetap di daerah, jangan pindah ke kota, karena banyak wilayah terpencil di Indonesia kekurangan guru yang berkualitas. Guru pun harus mempunyai sikap professional dalam bekerja, dimana seorang guru bukan hanya menyampaikan pelajaran semata, tetapi guru juga harus membatu dan memahami kenapa seorang siswa ada yang ketinggalan dalam mengikuti pembelajarannya. Ini sangat membantu siswa unutk tetap mendapatkan kepercayaan diri bila diperhatika oleh guru.
2. Dalam pendidikan yang saya alami, ada beberapa teori dan UU tersebut diterapkan, mungkin tidak semua teori dan UU, tetapi hanya sebagian. Sebagai contoh pendidikan yang saya alami itu seperti apa yang di teorikan oleh Ralph w taylor, dimana pendidikan yang pernah saya alami sudah merumuskan tujuan, cara pembelajaran, urutan pembelajaran dan evaluasi, terkadang hal ini memudahkan siswa, tetapi terkadang memberatkan siswa, karena semua sudah diatur oleh sekolah, siswa tidak dapat memilih mata pelajaran yang ia sukai, ini menyebabkan adanya paksaan yang dalam teori John Dewey sangat dilarang. Tetapi terkadang dalam pelaksanaan pendidikan terkadang sekolah memberikan kebebasan untuk memilih. Sebagai contoh ketika kelas 2 SMA ada penjurusan antara jurusan IPA dan IPS dan sekolah memberikan kebebasan kepada muridnya untuk memilih sesuai minatnya, ini seperti yang dikatakan oleh John dewey untuk tidak memaksa dalam menjalankan pendidikan.
3. Cukup banyak akibat yang akan terjadi jika teori tersebut tidak digunakan, sebagai contoh apabila sekolah tidak mempunyai tujuan, cara pembelajaran dan urutan pembelajaran yang jelas, itu artinya sekolah tersebut tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan pendidikan, tujuan sebagai arah kemana sekolah akan dibawa dan metode apa yang akan digunakan untuk mengajar siswa. Tetapi teori Ralph W Taylor tidaklah cukup, dijelaskan lagi dalam teori john dewey pendidikan itu harus tanpa paksaan sehingga pelaku yang menjalankannya dapat sepenuhnya mengikuti pembelajaran. Dan yang lebih penting dimana pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas tidak hanya teori saja, tetapi harus di praktekan. Ini membuat siswa menjadi mengerti cara meng aplikasikannya bukan hanya menghapal saja.
No comments:
Post a Comment